JAKARTA – Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Pusat Riset Studi Hukum, Islam dan Adat (PR-HIA) Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan Kementerian ATR/BPN RI, melakukan ekspose hasil riset inventarisasi serta identifikasi tanah ulayat juga komunal Provinsi Aceh, di Hotel Grand Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023. Kegiatan tersebut dibuka oleh Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN, M Adli Abdullah yang ikut disaksikan melalui zoom, Supardy Marbun, Sesditjen PHPT ATR BPN RI dan Iskandarsyah Jalil, Direktur Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT ATR/BPN RI. Kepala LPPM USK, Taufik Fuadi Abidin mengatakan USK siap ekspos hasil risetnya pada 10 kabupaten serta kota di Aceh. “Secara akademis USK akan menjawab hipotesis apakah tanah ulayat masih ada di Aceh? Ini semua atas kerja sama dengan direktorat tanah komunal, hubungan kelembagaan dan PPAT ATR/BPN RI,” kata Taufik.
“Kementerian ATR/BPN memiliki atensi supaya konflik pertanahan kedepan makin berkurang. Salah satunya potensi konflik pertanahan hak ulayat,” ujar M Adli Abdullah. Sementara itu, Ketua peneliti riset inventarisasi dan identifikasi tanah ulayat dan komunal Provinsi Aceh, Sulaiman Tripa memaparkan tim riset menemukan 148 bidang dengan luas 472.093.65 hektare yang tersebar di 10 Kabupaten di Provinsi Aceh. “Pembagiannya 123 bidang tanah ulayat dengan 420.378,67 hektare, dan 25 bidang tanah komunal dengan luas 2.063,20 hektare,” ujar Sulaiman Tripa. Sulaiman Tripa menambahkan terdapat 52 titik dengan luas 3.788,25 hektare tanah ulayat yang terletak pada 37 Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mukim dan 15 MHA Gampong, yang sudah clean dan clear. “Dan sembilan titik dengan luas 254,7 hektare tanah komunal yang sudah clean and clear,” ungkapnya. Tim riset USK juga memberi rekomendasi untuk jangka pendek, tanah-tanah masyarakat hukum adat yang telah clean dan clear di inventarisasi serta identifikasi, supaya dapat dilanjutkan penetapan haknya. Dalam sesi diskusi ekspose hasil kajian, Direktur Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT ATR/BPN RI, Iskandarsyah Jalil memberi apresiasi hasil invent dan indent tim peneliti USK. “Kami berterima kasih kepada tim USK. Beberapa catatan hasil dari expose ini dapat dilakukan. Kami berharap kajian ini dapat dilanjutkan supaya keberadaan tanah adat di seluruh Indonesia dapat memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Iskandarsyah. Kegiatan expose hasil inventarisasi dan identifikasi tanah ulayat juga dihadiri oleh Setyo Anggraini dan sejumlah staf dari Kasubdit tanah ulayat, direktorat tanah ulayat, dirjen PHPT kementerian ATR/BPN RI di ruang Gardenia Gran Mahakam.
Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/news/usk-expose-hasil-inventarisasi-dan-identifikasi-tanah-ulayat/index.html.
Comments are closed